KlikMadiun – Kelompok Tani Selo
Kanigoro mengawali musim panen padi dengan tradisi ‘methil’. Meskipun memiliki
area pertanian di wilayah perkotaan, tak lantas membuat para petani tersebut
melupakan budaya nenek moyang yang hampir punah tergerus waktu.
Diawali dengan acara doa bersama
yang dipimpin oleh Lurah Kanigoro Waidi bersama seluruh anggota kelompok tani di sebuah gubuk jalan Pilang AMD, Kecamatan Kartoharjo, Kota
Madiun, Kamis (10/3/2022) pagi.
Methil sendiri memiliki makna sebagai
wujud syukur para petani kepada Sang Pencipta akan datangnya musim panen.
Menurut kepercayaan, methil adalah sarana penjemput Dewi Sri sang dewi padi
yang menjadi simbol kemakmuran petani.
“Jadi sampai detik ini kita masih
menguri – uri kebudayaan, kita masih mengadakan tradisi methil diambil dari
kata pethil yang berarti petik. Dimana ini menjadi wujud syukur kita terhadap
Yang Kuasa, sekaligus menjadi kepercayaan orang Jawa tentang adanya Dewi Sri
sebagai simbol kemakmuran,”terang Waidi usai doa bersama.
Kemudian acara dilanjutkan dengan
potong tumpeng oleh Ketua Kelompok Tani Selo Kanigoro Samino. Potongan tumpeng
pertama diberikan ke Lurah Kanigoro yang dianggap sebagai sesepuh kelurahan,
lalu dibagikan ke seluruh anggota kelompok tani sebagai wujud berbagi berkah.
“Ini (methil) sudah menjadi
kebiasaan kami di awal musim panen. Supaya kami para petani selamat dalam
melakukan panen padi. Sekaligus menjadi wujud syukur kami, sehingga panen kami
membawa keberkahan,”tutup Samino.(klik-2)
إرسال تعليق