KlikMadiun - Dengan harapan dapat dijadikan sebagai dasar ilmiah bagi pemahaman sejarah serta guna melengkapi refrensi refrensi sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Madiun Jawa Timur kembali menerbitkan sebuah buku berjudul “Madiun” yang berisi Sejarah Politik dan Transformasi Kepemerintahan Abad XIV hingga Awal Abad XXI.
Buku dengan tebal 451 tentang sejarah Kabupaten Madiun yang diterbitkan ini telah bekerjasama dengan Departemen Sejarah Fakultas ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM). Untuk pengumpulan data berjalan selama satu tahun, baik dari dalam negeri hingga di Negera Belanda.
“Motivasi pembuatan buku ini untuk melengkapi refrensi refrensi sebelumnya yang kurang lengkap, melihat ini khawatir nanti di masyarakat dikatakan pembohongan publik dan ini tidak boleh terjadi. Madiun ini merupakan Kabupaten yang sudah tua dan jangan sampai tercemari oleh penulisan sejarah yang tidak didukung oleh refrensi yang jelas dan lengkap. Oleh karena itu kami pemerintah bekerjasama atau berkomunikasi dengan fakultas ilmu sejarah UGM,”kata Bupati Madiun, Muhtarom, usai talkshow bedah buku sejarah Madiun di Pendopo Graha Ronggo Djumeno, Mejayan Madiun, Selasa (14/11/2017).
Mengapa kita bekerjasama dengan UGM karena ternyata banyak para lulusan S1 hingga yang kuliah S3 nya di Belanda banyak dan ternyata pula data sejarah Madiun tersimpan banyak disana,”ujar Muhtarom.
Buku sejarah Kabupaten Madiun ini merupakan buku terbitan ketiga, sebelumnya sudah ada dua terbitan Pemkab Madiun. Yang pertama dengan judul “Sejarah Kabupaten Madiun” dengan tebal 491 halaman yang diterbitkan pada tahun 1980. Sedangkan buku terbitan yang kedua diterbitkan pada tahun 2005 dengan judul “Menelusuri Jejak Sejarah Masa Lalu” yang bekerjasama dengan Puskakom Surabaya dengan tebal 164 halaman.
Dengan terbitnya buku ketiga ini diharapkan dapat dijadikan sumber acuan bagi pengembangan penelitian lebih lanjut tentang sejarah Kabupaten Madiun yang akan berguna bagi kepentingan pendidikan dan kebudayaan. Meski masih dinilai ada kekurangan, namun kedepannya akan ada perbaikan perbaikan lagi sesuai sejarah yang terus berkembang.
Sementara menurut Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Madiun, B. Eko Yunianto menjelaskan bahwa penelitian dan penerbitan buku sejarah Kabupaten Madiun ini menelan anggaran senilai Rp 740 juta secara berkala selama dua tahun.
"Yang pertama pada tahun 2016 pengumpulan data dianggarkan Rp 260 juta dan pada tahun 2017 ini sebesar Rp 480 juta termasuk pengambilan data di Belanda, dengan total sekitar Rp 740 sudah dengan cetaknya. Biaya yang terbanyak di pengumpulan dan pengambilan data di luar negeri,"ujar B. Eko Yunianto.
Untuk cetakan pertama ini sudah 230 buku dan yang sudah kita bagikan sekitar 100 buku ke acara talk show tadi,”imbuh Eko.
Sementara dalam talk show bedah buku sejarah Madiun ini turut dihadiri perwakilan dari aparat TNI/Polri serta juga melibatkan berbagai eleman masyarakat madiun dan sejarawan sekaligus dosen sejarah dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.(klik-1)
إرسال تعليق