KlikMadiun.com - Ratusan warga Desa Luworo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun tumpah ruah memadati pelataran makam Mbah Mberdi. Kedatangan mereka dalam rangka haul dan tasyakuran.
Menurut Pak Samiran, tokoh masyarakat Luworo, makam tersebut diyakini sebagai tokoh yang ikut berjuang untuk melawan penjajahan pada waktu itu. Beliau juga diyakini sebagai santri yang menyebarkan agama Islam di wilayah Luworo dan sekitarnya.
Untuk itu, setiap tahunnya warga menggelar acara haul sebagai wujud rasa syukur dan mengenang sejarah perjuangan Mbah Mberdi. Menurut Pak Samiran, bukan hanya warga setempat yang ikut merayakan haul ini, namun ada yang dari Ngawi, Ponorogo, Magetan dan Kota Madiun.
Sejak pagi, masyarakat Desa Luworo mempersiapkan tempat dan memasak. "Yang menarik disini tempat yang digunakan untuk makan terbuat dari batang pisang yang dibuat berbentuk kotak (iker) dan alasnya dari daun pisang. Itu yang membuat makanan menjadi lebih enak," kata Samiran .
Selain makam Mbah Berdi, disebelah barat makam terdapat sumber air yang tidak pernah habis meski musim kemarau. Sumber air tersebut dinamakan banyu sumurup. Air tersebut dipercaya warga dapat menyembuhkan segala macam penyakit jika diminum.
Tentang khasiat air ini, Sukarni warga setempat bercerita, saudaranya pernah mengalami gatal- gatal, setelah minum dan mandi air sumurup dapat sembuh. "Tapi semua itu hanya perantara. Semua kita kembalikan kepada Yang Maha Pencipta." tandasnya.
Sementara Kepala Desa Luworo, Sunardi memaparkan, kegiatan haul dan tasyakuran ini digelar tiap tahun. Hal itu dilakukan juga sebagai upaya pemeliharaan salah satu situs budaya yang ada di desa Luworo. Sebab menurutnya, jika situs budaya seperti ini tidak dipertahankan sangat disayangkan. Untuk melakukan itu semua, warga secara bersama-sama melakukan setiap satu tahun sekali setelah sedekah bumi dengan dzikir dan do'a.
إرسال تعليق