KlikMadiun – Data BPJS Magetan Jawa Timur dibobol.
Modusnya, dengan menyusupkan nama-nama orng yang tidak diusulkan oleh lembaga tertentu,
menjadi peserta BPJS Kesehatan. Akibatnya lembaga tersebut harus menanggung
pembayaran iuran BPJS Kesehatan nama-nama orang yang disusupkan tersebut.
Lembaga yang harus menanggung tersebut adalah Sekolah
SMK Yayasan Karya Pembangunan (SMK YKP) Magetan. Sejauh ini, ada 6 nama yang
dimasukkan dalam tanggungan peserta BPJS Kesehatan bulan Agustus 2016. Padahal,
menurut sekolah, pihaknya tidak pernah mengajukan 6 nama tersebut menjadi
tanggungan iuran BPJS Kesehatan dari lembaga pendidikan tersebut.
“Saat membayar iuran BPJS Kesehatan melalui bank
BRI, kami kaget karena masih ada kekurangan sekitar Rp400 ribu,” kata Kepala
Sekolah SMK YKP Arif Kurniawan, Rabu 3 Agustus 2016. Arif meneruskan, biasanya membayar
iuran BPJS Kesehatan sebanyak Rp1,4 juta lebih sedikit, tetapi bulan ini harus
membayar Rp1,8 juta lebih.
Karena inginmendapatkan informasi lebih, SMK YKP
akhirnya meminta cetakan nama-nama peserta PBJS Kesehatan yang harus dibayar. “Disitulah
kami menemukan ada 6 nama asing yang bukan karyawan yayasan kami. Tetapi kami
harus menanggung untuk membayar iuran B:JS Kesejahatan,” tutur Arif.
Uang yang telah disertor pun, tambah Arif, tidak
bisa diambil kembali. “BPJS Kesehatan Magetan pun tidak bisa berbuat banyak,
dan akan dilaporkan ke BPJS Kesehatan Madiun. Uang yang kami setor pun, menurut
mereka tidak bisa diambil lagi,” jelas Arif.
Arif Kurniawan berharap ahar kinerja BPJS Kesehatan
Magetan diperbaiki. “Kok bias terjadi, sepertinya kinerja mereka kurang bagus
dalam hal data peserta BPJS Kesehatan,” kata Arif.
SMK YKP telah telah mengikuti program BPJS
Kesehatan sejak bulan Nopember 2015 lalu. Sebanyak 31 orang dari kalangan
pendidik di lingkungan sekolah ini, diikutkan dengan memotong gaji mereka. Sementara
itu, belum ada keterangan resmi dari BPJS Kesehatan Magetan, karena belum biasa
ditemui. (klik-1)
إرسال تعليق