Aksi Protes Kinerja Bawaslu Kota Madiun Tuai Kontra, FKP : "Tindak Maskulinitas Toksik dan Misoginis"






Kota Madiun, klikmadiun.com  -  Kontroversi aksi protes kinerja Bawaslu Kota Madiun menuai tanggapan dari berbagai pihak, khususnya kaum perempuan. Momentum simbolisasi properti kewanitaan dianggap mengarah ke diskriminasi gender.

Forum Kajian Perempuan (FKP) yang diwakili oleh salah satu aktivisnya bernama Dilla turut menyuarakan kritikan terhadap aksi sekelompok orang yang menamakan diri Forum Bersama. Menurut Dilla, seharusnya aksi tersebut lebih menunjukkan tindakan maskulinitas toksik dan misoginis. Dimana keduanya merujuk pada sebuah bentuk pengakuan maskulinitas yang berlebihan dan cenderung negatif.

"Sangat disayangkan bahwa dalam upaya menyampaikan kritik, mereka justru menggunakan metode yang seksis dan sensitif. Ini menunjukkan ketidak pahaman mereka. Seharusnya mereka hormat dan menjunjung tinggi perempuan, bukan dijadikan bahan olokan yang cenderung merendahkan. Mereka lupa bahwa kita terlahir dari seorang perempuan. Tindakan tersebut bisa mengarah perilaku menyimpang yang disebut maskulinitas toksik dan misoginis,"ujar Dilla, Senin (28/10/2024).


Lebih lanjut, Dilla menekankan bahwa banyak cara yang bisa digunakan oleh masyarakat dalam mengungkapkan ketidakpuasannya atas kinerja lembaga negara. Seperti yang telah dilakukan komunitas tersebut mengaitkan kritik dengan atribut feminin menunjukkan kurangnya penghargaan terhadap perempuan.

"Kita seharusnya mendorong dialog yang konstruktif dan tidak mengedepankan simbol-simbol yang merendahkan," tambahnya.

Kritik seyogyanya disampaikan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan menggunakan cara yang benar.

"Kritik harus disampaikan dengan cara yang menghormati semua pihak. Aksi ini justru membuat kita mundur dalam perjuangan kesetaraan gender,"tandasnya.

Ia pun berharap agar masyarakat lebih memahami cara-cara dalam menyampaikan kritik terhadap kinerja lembaga negara maupun pemerintahan lainnya.

"Semoga kedepan dalam menyampaikan kritik-kritik dapat disampaikan dengan cara yang lebih etis dan konstruktif, tanpa melibatkan unsur-unsur yang dapat merugikan kelompok tertentu,"pungkasnya.(klik-2)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama