Klikmadiun.com – Aksi unjuk rasa
mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Madiun (BEM UMMAD) beberapa waktu lali mendapatkan respon dari Majlis Pendidikan Tinggi Penelitian dan
Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah).
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
menyayangkan adanya aksi unjuk rasa tersebut. Karena persoalan yang menjadi
tuntutan para mahasiswa dalam unjuk rasa itu bisa didialogkan bersama pimpinan
universitas secara baik-baik karena pimpinan selalu terbuka terhadap aspirasi
dari siapa pun.
Majlis Diktilitbang PP
Muhammadiyah sudah mempelajari semua tuntutan dan isu yang berkembang dalam
aksi unjuk rasa mahasiswa UMMAD tersebut. Pimpinan Muhammadiyah juga sudah
meminta laporan dari sejumlah pihak terkait aksi tersebut.
Dari kesimpulan sementara,
didapati bahwa tuntutan yang disampaikan pengunjuk rasa itu lebih banyak tidak
adanya kesesuaian dengan kondisi dan perkembangan yang sebenarnya. Karena
itulah PP Muhammadiyah mengajak semua pihak mengedepankan tabayun (dialog).
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Konferensi
Pers yang digelar di Kantor Majlis Diktilitbang Yogyakarta, Jumat (24/3/2023) malam. Hadir dalam
kesempatan itu Ketua PP Muhammadiyah KH.
Ahmad Dahlan Rais, Wakil Ketua Majlis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof. Dr.
Khudzaifah Dimyati, Ketua Lembaga Bantuan Hukum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
(LBH PP Muhammadiyah) Taufiq Nugroho, serta Wakil Ketua PDM Madiun Warsito.
Dahlan Rais menjelaskan
sebelumnya Majlis Diktilitbang PP Muhammadiyah memang telah menunjuk
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sebagai universitas pembina di
Universitas Munammadiyah Madiun (UMMAD) Madiun.
Termasuk menunjuk Rektor UMS, Prof Dr Sofyan Anif untuk memimpin
sementara di UMMAD.
“SK (Surat Keputusan) penugasan
kepada UMS untuk membina UMMAD. Termasuk
juga penugasan kepada Pak Rektor UMS sekaligus. Yang dilakukan yakni memimpin,
memperbaiki dan memajukan UMMAD. Saya lihat yang sudah dilakukan memperbaiki
sarana prasarana, system organisasi dan pembelajaran,” ungkap Dahlan Rais.
Ditambahkan Dahlan Rais, dalam
penugasan itu Rektor UMS tidak sendirian tetapi juga mengerahkan SDM (Sumber
Daya Manusia) ke UMMAD untuk mempercepat perbaikan.
“Termasuk membawa pendanaan ke
UMMAD dengan jumlah yang cukup besar. Jadi tidak betul kalau dikatakan cari
makan. Karena ini tugas besar dari PP Muhammadiyah. Sekali lagi ini tugas
pembenahan, memastikan jalannya organisasi itu dengan baik. Pembangunan fisik
sudah banyak berubah. Bukan untuk bermaksud apa-apa, semata-mata melaksanakan
tugas PP memajukan UMMAD. Ini ibarat legan golek momongan. Meski momongannya
itu dari penugasan PP,” tambah Dahlan Rais.
PP Muhammadiyah memberikan tugas
ke UMS tidak sekali ini saja, tetapi sudah dua kali untuk melakukan pembinaan
kepada Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah yang butuh pembinaan.
"Yang pertama itu mendirikan
UMKT (Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur) dan Alhamdulillah berkembang
sangat bagus sekarang," ujar Dahlan.
Menurut Dahlan Rais, dalam
catatan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan
'Aisyiyah (PTMA) terbagi dalam tiga kategori. Yaitu perguruan tinggi yang pesat
dalam berkembang, lalu perguruan tinggi yang lambat dalam berkembang dan ketiga
perguruan tinggi yang cenderung stagnan atau redup.
“Ada 173 PTMA, kategorinya
beda-beda. Lha UMMAD ini masuk dalam kategori stagnan atau redup. Maka butuh
pembinaan agar cepat dilakukan perbaikan sehingga bisa lekas berkembang dengan
baik,” katanya.
Khudzaifah Dimyati menambahkan
Majlis Diktilitbang PP Muhammadiyah menilai telah banyak yang dilakukan
kepemimpinan baru Rektor UMMAD, yaitu pada aspek Sumberdaya Manusia (SDM),
Sarana dan Prasarana, Sistem Administrasi Organisasi dan pembenahan pembenahan
lain.
Bahkan sejumlah pihak juga
mengakui pergantian kepemimpinan yang dilakukan oleh Majlis Diktilitbang PP
Muhammadiyah memberikan dampak yang positif untuk kemajuan Universitas
Muhammadiyah Madiun (UMMAD).
Wakil Ketua Pimpinan Daerah
Munammadiyah (PDM) Kota Madiun Warsito, S.Sos menuturkan, setelah kepemimpinan
sekarang, UMMAD dipandang mengalami progres yang baik dipandang dari segi sarana
dan prasarana kampus.
"Intinya dari fisik dan
sarpras menunjukkan perubahan yang luar biasa dan itu diakui masyarakat Madiun
dan mahasiswa, " ujar Warsito.
Warsito juga menuturkan adanya
sistem pengelolaan keuangan baru pada periode kepemimpinan sekarang ini.
Sehingga lebih transparan dan akuntabel.
Wakil Ketua PDM Madiun itu juga
optimistis bahwa UMMAD ini akan mengalami kemajuan untuk ke depannya.
“UMMAD akan maju dan berkembang
dengan kepemimpinan sekarang karena lebih tertata. Karena saat ini saja sudah
ada perubahan yang sangat luar biasa, baik sarana prasarana maupun sistem
pembelajaran, dan itu diakui oleh masyarakat Madiun dan sekitarnya. Itu
ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah mahasiswa baru pada tahun ini,” katanya.
Sementara itu Wariyatun, dosen
Progran Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial UMMAD menuturkan adanya perubahan yang
relatif cepat ke arah perbaikan dan kemajuan di bawah kepemimpinan yang baru.
"Sejak saya bergabung tahun
2020 sampai detik ini saya merasakan betul UMMAD mengalami perubahan yang cepat
dengan manajemen baru, " ujar Wariyatun.
Dia menambahkan perubahan yang
signifikan terlihat dari segi infrastruktur maupun suprastruktur. Ia mencatat
beberapa poin perubahan yang terjadi setelah manajemen baru.
Dari segi infrastruktur UMMAD
sekarang telah tertata baik dari gedung, ruang dosen, maupun sarana dan
prasarana belajar di kelas. "Perubahan dari aspek infrastruktur sangat
kelihatan, " ujar Wariyatun.
Dari segi suprastruktur ia
mencatat terjadi perubahan pada sistem. Sistem keuangan yang dahulunya manual
kini telah dibuat sistem administrasi online, sehingga terdapat transparansi
dalam aspek keuangan.
“Dari aspek SDM juga mengalami
perubahan, yang kini terdapat tes dan rekrutmen yang jelas dan sistematis,
serta penempatan dosen disesuaikan dengan bidang ilmunya dan jumlah dosen
disesuaikan dengan rasio mahasiswa. Saya melihat teman dosen sekarang
semangat,” kataya.
Selain itu dari segi akademik
terdapat sistem Siakad yang akan membantu mahasiswa dalam melangsungkan
aktivitas akademik. Dari segi penelitian dan pengabdian masyarakat kini sudah
terdapat kejelasan sistem dengan dibentuknya Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (LPPM) dan dibentuknya sistem BIMA, yang memungkinkan dosen dapat
dengan mudah mengunggah proposal penelitian.
"Kemarin antusiasme dosen
tinggi, sehingga ada 30-40 proposal masuk, " ujar Wariyatun yang juga
menyoroti adanya transparansi, partisipatif, akuntabel dan distributif di UMMAD
saat ini.
Ketua Lembaga Bantuan Hukum Pimpinan
Pusat Muhammadiyah (LBH PP Muhammadiyah), Taufiq Nugroho menambahkan, pihaknya
menghargai segala aspirasi mahasiswa. Namun ia mengingatkan, aspirasi yang
disampaikan harus dengan baik dan informasinya harus akurat.
"Sehingga tidak menjurus
fitnah. Kalau informasi itu mengandung fitnah, tentu akan bisa masuk ranah
delik pidana, " ujar Taufiq.
Taufiq menuturkan pihaknya akan
mendalami video yang tersebar, dan merekomendasikan kepada pihak UMMAD untuk
membentuk tim etik guna menangani permasalahan tersebut.
"Namun ketika nanti kita
panggil dan nyatanya tidak benar dan tetep terus menyebarkan informasi tidak
benar atau fitnah, maka kami akan lakukan tindakan hukum, " ujar Taufiq
Di sisi lain Diktilitbang PP
Muhammadiyah akan tetap mempertahankan manajemen baru di UMMAD sesuai surat
keputusan yang telah ditetapkan sebelumnya.(klik-2)
Posting Komentar