" Sesuai target Presiden
Jokowi di 2024 di angka 14 persen. Minimum per tahun kasus stunting harus turun
2,7 persen, bahkan kalau bisa lebih," ujar Muhadjir.
Menteri yang berasal dari
Kabupaten Madiun ini mengatakan bahwa sebagian besar masyarakat di Indonesia
kurang memahami pentingnya pencegahan stunting. Stunting masih identik dengan
pengertian kerdil atau kurang gizi, padahal utamanya adalah tentang terhambatnya
pertumbuhan volume otak.
" Kalau ingin negara kita maju maka kita
harus berantas angka stunting" katanya.
Muhadjir mengapresiasi penanganan
stunting di Kabupaten Madiun yang telah memenuhi capaian minimum. Penyebab –
penyebab stunting seperti kurangnya asupan gizi, rendahnya cakupan akses air
berhasil ditekan oleh Pemerintah Kabupaten Madiun.
Pemberian tablet tambah darah
(TTD) kepada remaja putri di sekolah – sekolah merupakan salah satu upaya untuk
meminimalisasi perempuan usia muda mengalami anemia. Sepantasnya tablet
tersebut benar-benar diminum oleh mereka.
" Tablet tambah itu rasanya
gak enak, makanya banyak remaja kita yang diberi namun tidak diminum. Kita
harus pastikan tablet tambah darah tersebut diminum kalau perlu minum ditempat
atau difoto," jelasnya.
Sementara itu, Bupati Madiun
Ahmad Dawami menyatakan bahwa penangan stunting menggunakan sistem Integrated Development Plan yang artinya
sinergitas seluruh OPD karena masalah stunting adalah masalah yang kompleks.
" Stunting adalah masalah
yang kompleks tidak bisa ditangani satu dinas saja sehingga memerlukan
penanganan dari semua pihak," ujar Bupati.
Dalam kesempatan tersebut Bupati
turut didampingi oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Joko Lelono,
Kepala Dinas Kesehatan Soelistyo Widyantono, Kepala Dinas PUPR Gunawi, Kepala
Dinas Pertanian Sodik Heru Purnomo, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB PPPA) Suryanto, Direktur
Perumda Tirta Dharma Purabaya Sumaryono.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB PPPA) Suryanto
menyampaikan untuk hasil timbang bulan Agustus 2021 sekitar 14,9 persen.
" Perlu kami laporkan untuk
Kecamatan Balerejo kasus stunting ada sekitar 173 orang atau sekitar 7,75
persen, sementara di Desa Simo ada 4 orang kalau dipresente 0,3 persen,"
jelas Suryanto
Dirinya menambahkan sudah
membentuk tim pendamping keluarga yang didalamnya ada bidan, PKK, dan kader KB,
semuanya berkolaborasi untuk menekan angka stunting di desanya masing-masing. Selain
itu, juga akan membentuk tim percepatan penurunan stunting.(klik-2)
Posting Komentar