Menurut Denik, penerapan 5M yaitu menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menjauhi kerumunan merupakan standar Prokes yang diterapkan agar tidak tertular Covid-19 termasuk dari varian omicron.
Dinkes PPKB Kota Madiun secara berkala masih aktif
melakukan tracing dan testing khususnya bagi mereka yang kontak erat dengan
pasien Covid-19.
"Di samping itu kita melakukan testing untuk kasus-kasus dengan flu dan sejenisnya yang memiliki gejala-gejala dengan covid,"imbuh Denik.
Perlakuan khusus juga diberikan
kepada warga kota Madiun yang usai melaksanakan perjalanan dari luar negeri dengan melakukan skrining yang ketat. Karena sesuai peraturan yang berlaku saat ini,
pelaku perjalanan dari luar negeri wajib melakukan karantina di Surabaya
terlebih dahulu.
"Kalau sudah karantina di
Surabaya kita tinggal melanjutkan saja. Harus karantina lagi kurang lebih 3
hari lalu dilakukan PCR," lanjutnya.
Sampel swab yang diambil dari
pelaku perjalanan tersebut akan dikirim ke laboratorium di Surabaya yang
selanjutnya akan dilakukan whole genome sequencing untuk mendeteksi adanya
omicron di sampel tersebut.
"Kalau tidak ada, dia negatif.
Maka kita pulangkan," katanya.
Dinkes juga akan mengirim sampel
swab bagi pasien yang mengalami gejala khas omicron dengan penularan kepada
masyarakat yang cepat.
"Tapi kalau tidak dari luar
negeri dan ada gejala Covid-19. Ya kita tes biasa, kalau positif kita lakukan
isolasi," terangnya.
Sosialisasi kepada masyarakat
agar menerapkan prokes yang ketat akan selalu dilakukan oleh petuga Dinkes PPKB
Kota Madiun. Karena Covid-19 masih ada di sekitar kita meskipun kasusnya
melandai.
"Kota Madiun kasus aktif nya masih ada 1 pasien. Kita tetap sosialisasi protokol kesehatan ke masyarakat dengan cara keliling,”pungkasnya.(klik-2)
#omicron #covid-19 #dinkesppkb #kotamadiun #prokes
Posting Komentar