Foto; Para penari Paguyuban Seni Dongkrek Enggal Budoyo saat memperagakan tarian pengusir pageblug |
KlikMadiun - Kabupaten Madiun tidak bisa dipisahkan dari kesenian ‘Dongkrek’. Kesenian yang mulai diperkenalkan dari tahun 1867 tersebut dipercaya mampu mengusir ‘pageblug’ atau wabah penyakit.
Dongkrek ditampilkan dalam bentuk
seni tari dengan diiringi alat musik tradisional. Para penari akan mengenakan 3
topeng karakter, yakni topeng Mbah Palang, topeng putri (Roro Ayu) dan topeng
buto (setan). Sedangkan musik yang mengiringi berasal dari alat musik yang
sangat sederhana yaitu bedug ataupun kendang dan sebidang kayu yang berbentuk
persegi dan bergerigi sehingga ketika tangkainya diputar akan berbunyi ‘krek’.
Pernah disebut hampir punah, karena
tak banyak generasi bangsa khususnya wilayah Kabupaten Madiun yang gemar melakonkan
aksi ‘Dongkrek’. Namun di masa pandemi atau wabah Covid-19 yang melanda negeri
hampir 2 tahun ini, seni ‘Dongkrek’ seperti menjadi pengingat akan sejarah
mengusir ‘pageblug’ pada jaman
dahulu.
Paguyuban Seni Dongkrek ‘Enggal
Budoyo’ mewadahi masyarakat sekitar Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun
untuk melestarikan kesenian yang menjadi ikon Madiun tersebut. Dengan misi
mengedukasi masyarakat tentang kesenian peninggalan nenek moyang sehingga
generasi penerus bangsa lebih mencintai budaya daerah daripada budaya asing.
“Saya membentuk Enggal Budoyo ini
untuk mengedukasi masyarakat lingkungan Kare supaya punya kegiatan, jadi tidak
sia – sia peninggalan nenek moyang jaman dahulu. Jadi terbentuk paguyuban seni
Dongkrek ini,” terang Bardi, Pemimpin Paguyuban Seni Dongkrek Enggal Bodoyo
kepada jurnalis KlikMadiun.com pada Sabtu (11/12/2021) saat gelaran pentas mini
Dongkrek di salah satu rumah warga setempat.
Bukan hal mudah untuk mendarahdagingkan sebuah adat ke generasi muda
masa kini. Memerlukan soliditas tinggi sehingga nilai luhur seni Dongkrek tetap
terjaga keaslian dan manfaatnya.
“Hingga akhirnya generasi muda di
sini mempunyai inisiatif sendiri untuk melestarikan kesenian Dongkrek. Pada
tahun 2017, mereka bekerjasama untuk memfasilitasi sarana dan prasarana untuk pengembangannya,
antara lain dengan pengadaan seragam, topeng – topeng dan perlengkapan lainnya,”paparnya.
Enggal Budoyo menggelar latihan
rutin pada setiap akhir pekan bagi para anggotanya. Pagelaran mini kemarin
sekaligus menjadi obat rindu bagi para pelakon seni Dongkrek, setelah hampir 2
tahun vakum berlatih karena dampak kebijakan PPKM.
“Kami latihan seminggu sekali,
setiap Sabtu, kalau tidak pandemi (Covid-19),”imbuh Bardi.
Sudah semestinya kesenian
Dongkrek bisa menjadi identitas karakter masyarakat Kabupaten Madiun , sebagai
wujud kehidupan yang bersinergi antara lingkungan, alam dan Sang Pencipta.
“Harapannya kami mengajak seluruh
masyarakat untuk nguri-uri (menjaga) budaya Jawi ini supaya tidak punah dan bisa
turun temurun agar anak cucu kita tahu mengenai kesenian Dongkrek itu apa,”
pungkasnya.(klik-2)
Posting Komentar