KlikMadiun - Ratusan warga Desa Tawangrejo Kecamatan Gemarang Kab Madiun, terpaksa keleleran di halaman balai desa
setempat. Selasa, 24/7/2018. Mereka rela menunggu mulai jam
10.00 sampai sore, namun beras BPNT yang dijanjikan untuk segera dimakan
sekeluarga tak kunjung datang. Usut punya usut, ternyata gagalnya program BPNT
ini disebabkan suplier dari prgram bantuan pangan tersebut tak bisa
mendatangkan beras yang akan dibagikan kepada keluarga penerima manfaat melalui
e-warung setempat.
Diketahui jadwal untuk aktivasi kartu BNI dan penyerapan bantuan BPNT di
Desa Tawangrejo akan dilaksanakan 2 hari, mengingat untuk desa Tawangrejo
jumlah KPM ada seribu lebih.
Pada hari pertama, warga desa menolak beras dari BPNT. Hal ini disebabkan
kualitas beras buruk dan tidak layak konsumsi alias banyak kutunya. Sehingga
warga mengembalikan beras tersebut ke desa untuk diganti dengan kualitas beras
yang bagus. Padahal beras tersebut tergolong mahal, yaitu Rp. 9400 per Kg.
Kondisi ini jelas saja membuat warga kecewa, bantuan beras yang sedianya
segera dimasak untuk makan sehari hari kembali terunda. Padahal mereka datang
ke balai desa juga butuh biaya ngojek, karna tak memiliki kendaraan. Tentu
saja, dalam posisi ini KPM sangat dirugikan.
Salah satu warga penerima KPM, Mujiati warga desa Tawangrejo mengaku sangat
kecewa, karena mereka antri mulai dari pagi ternyata berasnya habis dan harus
menunggu sampai sore.
“saya menunggu dari pagi, tapi berasnya habis. Katanya hari ini berasnya
akan datang, tapi datangnnya jam berapa saya juga tidak tau. Trus yang disini
hanya mendapat beras saja, padahal pembagian di desa lainya ada telurnya”
Pendamping TKSK Kecamatan Gemarang H. Djarot Wiyono tak menampik penumpukan
warga di desa gemarang ini menunggu datangnya beras yang telah dijanjikan oleh
e-warung setempat, namun ditunggu hingga berjama jam, ternyata tak kunjung
datang.
“ saya meyayangkan jika pembangian batuan pangan di Kecamatan Gemarang ini
tidak komplit. Harusnya selain pembagian beras diiringi dengan telur untuk
menambaha nutrisi keluarga miskin”.
“Terkait kualitas beras, juga sangat disayangkan, karena beras dengan nilai
harga Rp. 9400 per Kg kualitasnya sudah sangan bagus, ternyata kualitasnya sangat buruk. Makanya untuk
pembagian di hari pertama, semua beras dikembalikan karena banyak kutunya”, tambah
Djarot.
Sementara itu Pj Kades Tawangrejo Andri Sapto membenarkan adanya
pengembalian beras yang kualitasnya tidak layak konsumsi. Total yang dikembalikan1260 kg dan sudah ditarik untuk dikembalikan ke suplier untuk minta ganti.
“ Setelah adanya laporan terkait beras yang berkutu, lalu kami
berkoordinasi dengan Babinkamtibmas, TKSK, PKH untuk mengecek kondisi beras,
setelah benar ternyata berasnya berkutu akhirnya kita minta warga untuk
mengembalikannya”.
“ Untuk pembagian selanjutnya, saya akan cek terus terkait kalitas beras.
Dan jika masih ditemukan beras yang tidak layak konsumsi, akan saya stop untuk
pendistribusiannya” tambah Andri. (klik-1)
Posting Komentar