KlikMagetan-Musim panen raya padi tiba dan stok pertanian melimpah, dan menanggapi adanya beras import, Dewan Pimpinan Propinsi (DPP) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Timur berharap pemerintah lebih memprioritaskan pembelian hasil pertanian rakyat dan meminta beras import yang masuk ke Indonesia untuk disimpan ke dalam gudang sebagai ketahanan pangan apabila dibutuhkan. Selain itu juga berharap pemerintah lebih memperketat pengawasan terhadap harga gabah yang saat ini mengalami menurunan di sejumlah wilayah yang dikeluhkan para petani di saat musim panen tiba.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Propinsi (DPP) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Timur, Achmad Nawardi saat mengikuti panen raya padi di Desa Karangmojo Kecamatan Kartoharjo Kabupaten Magetan Jawa Timur, Jumat (2/3/2018).
Menurutnya saat ini pemerintah diharapkan untuk lebih memprioritaskan pembelian hasil pertanian rakyat sendiri, karena saat ini kondisi hasil pertanian di wilayah jawa Timur melimpah. Dan untuk di wilayah jawa timur sendiri tercatat ada 13,2 juta ton, yang dinilai sangat melimpah. Bahkan Jawa Timur sendiri dapat memberikan pangan ke beberapa propinsi lainnya di Indonesia. Oleh karena itu diharapkan beras import yang masuk di Indonesia untuk disimpan di dalam gudang sebagai bentuk ketahanan pangan.
“Kami harapkan yang saat ini adanya beras import yang dilakukan Menteri Perdagangan dan yang menyatakan kita saat ini kekurangan padi namun di Jawa Timur produksi padi kita melimpah. Dengan adanya beras import itu perlu diatur dan dikendalikan agar import tersebut tidak merugikan petani. Dari hasil keluhan petani kita berharap beras import tersebut dimasukkan gudang dan hanya untuk ketahanan pangan,”kata Ketua DPP HKTI Jatim, Achmad Nawardi usai mengikuti panen padi di Karangmojo Kabupaten Magetan.
Disamping itu Achmad juga meminta pemerintah lebih ketat dalam pengawasan terhadap harga gabah saat ini dimana sebagian wilayah ada yang mengalami menurunan di saat panen raya tiba. Meski pemerintah sudah menetapkan HET gabah basah seharga Rp 4200 per kilogramnya, namun di sejumlah wilayah diketahui ada harga gabah basah seharga Rp 3800.
“Pemerintah sebenarnya sudah menetapkan HPP gabah basah seharga Rp 4200, dan itu tidak boleh membeli dibawah harga tersebut. Terkait anjloknya harga disaat ini karena saat ini musim panen sehingga semuannya mempengaruhi harga. Selain itu ada permainan tengkulak mencari keuntungan masing masing tengkulak. Selain itu juga bisa akibat permainan lenterner, sehingga padi dibeli sebelum masa penen dengan harga murah dan petani tidak bisa punya daya tawar sendiri karena terlilit hutang. Ini penyebab nilai tambah penghasilan petani berkurang. Padahal pemerintah sudah memberikan program-program seperti Kartu Tani, Asuransi dan lainnya diharapkan dapat dimanfaatkan para petani,”imbuh Achmad kepada wartawan.
Sementara dengan kegiatan panen raya padi di wilayah Magetan oleh DPP HKTI Jawa Timur ini sebagai bentuk penyemangat kepada petani untuk terus bertani. Selain melakukan panen raya, juga dilakukan makan bersama di area pertanian serta berdialog langsung dengan para kelompok tani se Kabupaten Magetan sebagai bentuk kerukunan bersama.(klik-3)
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Propinsi (DPP) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Timur, Achmad Nawardi saat mengikuti panen raya padi di Desa Karangmojo Kecamatan Kartoharjo Kabupaten Magetan Jawa Timur, Jumat (2/3/2018).
Menurutnya saat ini pemerintah diharapkan untuk lebih memprioritaskan pembelian hasil pertanian rakyat sendiri, karena saat ini kondisi hasil pertanian di wilayah jawa Timur melimpah. Dan untuk di wilayah jawa timur sendiri tercatat ada 13,2 juta ton, yang dinilai sangat melimpah. Bahkan Jawa Timur sendiri dapat memberikan pangan ke beberapa propinsi lainnya di Indonesia. Oleh karena itu diharapkan beras import yang masuk di Indonesia untuk disimpan di dalam gudang sebagai bentuk ketahanan pangan.
“Kami harapkan yang saat ini adanya beras import yang dilakukan Menteri Perdagangan dan yang menyatakan kita saat ini kekurangan padi namun di Jawa Timur produksi padi kita melimpah. Dengan adanya beras import itu perlu diatur dan dikendalikan agar import tersebut tidak merugikan petani. Dari hasil keluhan petani kita berharap beras import tersebut dimasukkan gudang dan hanya untuk ketahanan pangan,”kata Ketua DPP HKTI Jatim, Achmad Nawardi usai mengikuti panen padi di Karangmojo Kabupaten Magetan.
Disamping itu Achmad juga meminta pemerintah lebih ketat dalam pengawasan terhadap harga gabah saat ini dimana sebagian wilayah ada yang mengalami menurunan di saat panen raya tiba. Meski pemerintah sudah menetapkan HET gabah basah seharga Rp 4200 per kilogramnya, namun di sejumlah wilayah diketahui ada harga gabah basah seharga Rp 3800.
“Pemerintah sebenarnya sudah menetapkan HPP gabah basah seharga Rp 4200, dan itu tidak boleh membeli dibawah harga tersebut. Terkait anjloknya harga disaat ini karena saat ini musim panen sehingga semuannya mempengaruhi harga. Selain itu ada permainan tengkulak mencari keuntungan masing masing tengkulak. Selain itu juga bisa akibat permainan lenterner, sehingga padi dibeli sebelum masa penen dengan harga murah dan petani tidak bisa punya daya tawar sendiri karena terlilit hutang. Ini penyebab nilai tambah penghasilan petani berkurang. Padahal pemerintah sudah memberikan program-program seperti Kartu Tani, Asuransi dan lainnya diharapkan dapat dimanfaatkan para petani,”imbuh Achmad kepada wartawan.
Sementara dengan kegiatan panen raya padi di wilayah Magetan oleh DPP HKTI Jawa Timur ini sebagai bentuk penyemangat kepada petani untuk terus bertani. Selain melakukan panen raya, juga dilakukan makan bersama di area pertanian serta berdialog langsung dengan para kelompok tani se Kabupaten Magetan sebagai bentuk kerukunan bersama.(klik-3)
Posting Komentar