KlikMadiun – Keberadaan hewan seperti ular dan laba-laba pada lahan pertanian, sangat diperlukan. Karena hewan-hewan itu adalah musuh bagi hama tanaman seperti tikus dan wereng.
Namun, populasi hewan musuh hama, semakin menurun. Hal ini menyebabkan jumlah mana tanaman semakin meningkat sehingga hasil panen tanaman pun semakin menurun karena diserang hama.
Kondisi seperti ini, mendapat perhatian dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun. Sebagai langkah nyata, Dinas Pertanian dan Perikanan memberi pelatihan kepada petani untuk melakukan pengendalian hama terpadu.
Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun mengadakan Pelatihan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) sebagai tugas dan tanggung jawab kepada petani. Pelatihan ini diselenggarakan di dua Desa, dengan melibatkan kelompok tani. Pertama, Kelompok Tani Mulya Desa Sidomulya Kec Wonoasri dan Kelompok Tani Bacong desa Dagangan Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. Dalam waktu 3 bulan digelar 12 kali pertemuan, dalam bentuk sekolah lapang. Tiap kelompok tani terdiri dari 25 orang.
Dalam pelaksanaan sekolah lapang ini, petani diberi pelatihan tentang manfaat tanaman sehat dan melestarikan hama alami atau musuh hama. Peserta pelatihan yakni juga dilibatkan langsung dalam praktik pemberantasan hama terpadu, dengan turun langsung ke area persawahan.
Pada tiap bidang sawah yang digunakan praktik, dipasang batas menggunakan batang kayu atau akir dengan jarak batas antara 1-5 meter secara diagonal.
Suyatno selaku Kasi bidang Perlindungan Tanaman Dinas pertanian mengatakan, tujuan praktek pemasangan akir atau batas,petani bisa mengamati bersama-sama rumpun padi dalam tiap diagonal. "Di situ, peserta mengamati populasi hama yang menyerang padi, serta bagaimana perkembangan hama alami atau hewan musuh hama," kata Suyatno.
”Dari pengamatan ini, hasilnya diskusikan bersama-sama. Dalam satu kelompok tani, dibagi lagi menjadi 5 kelompok kecil, dengan jumlah anggota 5 orang," terang Suyatno.
Dalam perbidang sawah yang sudah diberi batas, akhirnya diketahui jenis hama pengganggu tanaman, dan hewan musuh hama. Dengan begitu, akan diketahui hewan musuh apa yang bisa digunakan untuk membasmi hama, tanpa menggunakan pembasmi berbahan kimia semprotan kimia.
Dengan pelatihan metode sekolah lapang ini, petani diharapkan lebih jeli mengamati dan mengetahui populasi hama yang menyerang tanaman padi, serta menjaga populasi musuh alami hama yang berada di daerah persawahan tersebut. (adv)
Posting Komentar