klikmadiun.com – Sebagai kabupaten yang mempunyai daerah rawan
longsor, Kabupaten Madiun masih sangat kekurangan detektor atau Early Warning
System (EWS) untuk bencana longsor. Saat ini Kabupaten Madiun hanya punya 1 EWS
longsor. EWS sangat diperlukan, mengingat bencana longsor sering terjadi pada
bulan Januari dan Pebruari, dimana curah hujan sangat tinggi.
Satu-satunya EWS longsor yang dimiliki oleh Kabupaten
Madiun, ditempatkan di Dusun Tegir Desa Padas Kecamatan Dagangan Kabupaten
Madiun, tepatnya di sebelah barat, Gunung Wilis. Wilayah ini memang tergolong
rawan longsor. Meskipun tidak padat penduduk, namun jika longsor terjadi bisa
menutup sungai dan menyebabkan banjir bandang jika material longsor tidak kuat
menahan volume air sungai.
“Kita hanya punya satu alat detektor EWS longsor, yang
terhubung langsung dengan ESDM Provinsi Jawa Timur. Alat ini, mendeteksi
getaran atau pergeseran tanah, dengan jangkauan tangkap sejauh 100 meter ke
kanan dan ke kiri. Jika getaran ditangkap oleh detektor ini, maka sirine akan
berbunyi,” kata Edi Haryanto, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Madiun, saat melakukan cek terhadap alat detektor, Kamis 18 Desember
2014. Selain alat detektor, BPBD juga menempatkan seorang personel Tim Reaksi
Cepat, do desa ini.
Saat ini, Kabupaten Madiun masih memerlukan minilmam 5 alat
detector EWS longsor. “Melihat daerah yang rawan longsor, kita sebenarnya masih
kekurangan detektor ini, minimal 5 deketor lagi yang perlu kita tempatkan di
lokasi yang paling rawan longsor,” tambah Edi. Ini sangat diperlukan, tambah
Edi, karena biasanya longsor terjadi pada bulan dengan curah hujan tinggi.
“Data yang ada, bisanya longsor palir sering terjadi pada bulan Januar dan
Pebruari,” imbuh Edi.
Saat ini terdapat 21 desa di 5 kecamatan yang rawan longsor
di Kabupaten Madiun. Yaitu Kecamatan Dagangan (Desa Mendak, Desa Tileng, Desa
Padas, Desa Nganget, Desa Segulung dan Desa Ketandan), Kecamatan Wungu (Desa
Kresek), Kecamatan Kare (Desa Bodag, Desa Kare, Desa Randualas, Desa Bolo, Desa
Kepel, Desa Cermo), Kemamatan Gemarang (Desa Desa Winong, Desa Batok, Desa
Durenan, Desa Tawangrejo, Desa Gemarang, Desa Nampu, dan Kecamatan Saradan,
(Desa Sumberbendo, Desa Klangon).
Data di BPBD Kabupaten Madiun, sepanjang tahun 2012, terjadi
longsor sebanyal 10 kali, 3 terjadi pada bulan Januari, dan 3 pada bulan
Pebruari. Sementara pada tahun 2013, longsor terjadi sebanyak 16 kali, 8
longsor pada bulan Pebruai, 3 pada bulan April, dan 5 pad abulan Desember.
Sementara sepanjang tahun 2014 hingga 17 tanggal 17 Desember, terjadi longsor
sebanyak 6 kali, 3 diantaranya terjadi pada bulan Januari.
Posting Komentar