Klikmadiun.com – Meski angkutan Lebaran 2016 masih kurang dari tiga bulan,
Daop VII Madiun sudah mulai melakukan perbaikan jalur kereta api. Alat
pendeteksi metal ultrasonik digunakan untuk mengetahui sambungan rel yang tidak
bagus, agar tidak terjadi kecelakaan kereta api.
Perbaikan rel ini dilakukan di 9 stasiun setiap pekannya, secara
bergiliran, yang dikerjakan oleh 30-40 orang dari PT KAI Daop VII Madiun. “Ini
melibatkan setiap unit kerja di PT KAI Daop VII Madiun. Kita melakukan
perawatan rel, wessel serta jembatan, agar menjelang angkutan Lebaran 2016
semua siap dilalui dalam keadaan bagus,” kata Supriyanto, Humas Daop VII
Madiun, Kamis 14 April 2016.
Supriyanto tidak menyebut berapa titik yang perlu dilakukan perbaikan.
“Setiap jalur kereta api kita susuri, dan ketika disitu diperlukan perbaikan
dan perawtan, kita lakukan perbaikan segera,” tambahnya.
Selain itu, PT KAI Daop VII Madiun juga mendeteksi sambungan rel yang
dilas, menggunakan alat sensor metal utrasonik. “Pada sambungan rel yang dilas,
kita deteksi keretakan sambungan. Jika ditemui ada selisih 5 mm, dari titik
terendah dengan titik teritinggi, maka pada sambungan itu perlu dilakukan
penanganan segera mungkin,” tambah Supriyanto.
Alat ini, digunakan dengan cara menggosok pada sambungan rel yang dilas.
“Dari situ akan diketahui titik terendah dan teritinggi keretakan rel. Data ini
akan direkam, lalu bisa terbaca pada komputer,” jelas Supriyanto. Pengecekan
sambungan menggunakan alat sensor metal ultrasonik ini, dilakukan periodik
selama tiga bulan pada setiap sambungan rel kereta api.
Pengecekan rel kereta ini dilakukan hingga H-15 menjelang Lebaran 2016.
“Setelah H-15 lebaran, kegiatan pengecekan dan perawatan akan dihentikan dan
kita fokus pada pelayanan. Kecuali yang bersifat mendesak seperti terjadi
bencana alam,” tutur Supriyanto.
Di sepanjang jalur kereta api Daop VII Madiun, terdapat tiga titik yang
selama ini diantisipasi. “Jalur Stasiun Madiun – Stasiun Babadan, Stasiun
Caruban – Stasiun Wilangan dan Stasiun Nganjuk – Stasiun Sukomoro. Pada tiga
ruas jalur itu, kontur tanah cenderung labil. Tetapi selama ini kita sudah
mengantisipasi hal itu,” ucap Humas Daop VII Madiun.
Selain itu, Dinas Perhubungan Jawa Timur, juga telah memasang sebanyak
12 alat EWS (Early Warning Sistem) pada perlintasan yang tidak terjaga. “Ini
memang kewenangan mereka untuk memasang. Fungsinya memberi peringatan akan
adanya kereta yang mau lewat pada perlintasan kereta api yang tidak terjaga.
Kalau kita menginginkan, perlintasan seperti kita tutup saja,” uajr Supriyanto.
Dari 222 perlintasan kereta api di wilayah Daop VII Madiun yang mencakup
7 Kabupaten/Kota, hanya 26 perlintasan yang berpenjaga atau berpalang pintu.
“Untuk angkutan Lebaran 2016 nanti, setiap perlintasan yang tidak berpenjaga,
akan kita tempatkan minimal 2 orang di setiap titik ,” kata Supriyanto.
Posting Komentar